Kaizen adalah suatu filosofi dari Jepang yang memfokuskan diri pada
pengembangan dan penyempurnaan secara terus menerus atau berkesinambungan dalam
perusahaan bisnis. Kaizen melibatkan pemodal, karyawan dan manajer semua lini
dalam perusahaan untuk pengembangan perusahaan ke arah yang lebih baik. Kaizen
berasal dari Bahasa Jepang yaitu kai artinya perubahan dan zen artinya baik. Di
Cina kaizen bernama gaishan di mana gai berarti perubahan / perbaikan dan shan
berarti baik / benefit. Kaizen merupakan aktivitas harian yang pada prinsipnya
memiliki dasar sebagai berikut:
1. Berorientasi pada proses dan
hasil.
2. Berpikir secara sistematis pada
seluruh proses.
3. Tidak menyalahkan, tetapi terus
belajar dari kesalahan yang terjadi di lapangan.
Untuk ukuran
Indonesia, teori ini mungkin akan agak sulit untuk diimplementasikan karena
anggapan dan budaya kebanyakan orang yang nerimo saja dan juga mudah puas atas
prestasi yang telah dicapai. Jarang ada karyawan atau buruh yang mau bekerja
tambahan dengan memikirkan hal-hal tentang kemajuan perusahaan tanpa dibayar
sepeserpun Istilah kaizen atau Just in
Time ini kerap kali digunakan sebagai salah satu strategi perbaikan
dalam manajemen kualitas dan alternative management yang selama ini didominasi
oleh Negara barat dan Amerika, namun dalam perkembangannya system manajemen ini
mendapat perhatian para analis manajemen setelah melihat perkembangan yang
pesat ekonomi jepang yang kerap kali merepotkan hegemoni amerika dalam
percaturan ekonomi global.
Fenomena
pertumbuhan ekonomi jepang pasca PD II memberikan motivasi pembangunan kembali
dari puing peperangan dan diutuslah seorang ahli survey AS yang bernama Dr. W.
Edward Deming yang mencoba membantu Jepang untuk pembangunan kembali ekonomi
Jepang sehingga konsep Deming mulai tahun 1970-an telah diterapkan oleh
perusahaan Jepang yang terkenal dengan “14 kunci Dr. Deming” dan anehnya sukses
penerapan konsep deming di industri jepang pemerintah AS baru tertarik pada
konsep tersebut.
Namun konsep
deming yang Kemudian lebih dikenal dengan konsep kaizen secara luas baru
diperkenalkan oleh Masaaki Imai dalam bukunya “Kaizen : the key to Japan’s competitive success” (1986). Coba
kesimpulan Europe Japan Centre tentang Kaizen Jepang yang mengungkapkan bahwa :
“Kaizen
mengatakan kepada kita bahwa hanya dengn secara terus menrus tetap sadr dn
membuat bertus-ratus ribu peningkatan kecil, maka dimungkinkan untuk
menghasilkn barang dan jasa yang mutunya otentik sehingga memuaskan pelanggan.
Cara paling mudah mencapainya adalah dengan keikutsertaan, motivasi dan
peningkatan terus menerus dari masing-masing dan semua karyawan dalam
organisasi. Keikutsertaan staf tergantung pada komintmen manajemen senior,
strategi yang jelas dan ketabahan - karena kaizen bukan jalan pintas melainkan
proses yang berjalan secara terus menerus untuk menciptakan hasil yang
diinginkan”. (Cane, 1998:265)
Dengan
pertumbuhan ekonomi Jepang berdampak pada dorongan negara Asia lainnya untuk
terus mengejar ketertinggalannya, lalu bagaimana dengan Negara Indonesia sendiri
yang terlihat malah semakin terpuruk pasca reformasi tahun 1999 bahkan untuk
mengejar negeri jiran sekalipun terasa sangat berat sekali kunci keunggulan
perusahaan jepang adalah sangat unggul dalam persaingan salah satu kemampuannya
adalah menghilangkan pemborosan dan menghindari berbagai kesulitan sedangkan AS
sebaliknya mengalami kesulitan dalam menghemat Sumber Daya Alam yang memang
sangat melimpah bila dibandingkan Jepang sehingga istilah perbaikan mutu secara
terus menerus (Just in time)
tidak berlaku bagi manajemen Amerika tapi lebih cenderung just in case.
Kaizen atau
perbaikan secara terus menerus selalu beriringan dengan Total Quality
Management (TQM). Bahkan sebelum filosofi TQM ini terlaksana atau sebelum
system mutu dapat dilaksanakan dalam suatu perusahaan maka filosofi ini tidak
akan dapat dilaksanakan sehingga perbaikan secara terus menerus (Just in time) ini adalah usaha yang
melekat pada filosofi TQM itu sendiri. Sehingga Kaizen bisa juga merupakan
suatu kesatuan pandangan yang komprehensif dan terintegrasi yang memiliki ciri
khas :
·
Berorientasi pada pelanggan.
·
Pengendalian mutu secara menyeluruh
(Total Quality Management)
·
Robotik
·
Gugus kendali mutu
·
System saran
·
Otomatisasi
·
Displin ditempat kerja
·
Pemeliharan produktiftas
·
Kanban
·
Penyempurnaan dan perbaikan mutu
·
Tepat waktu
·
Tanpa cacat
·
Kegiatan kelompok kecil
·
Hubungan kerjasama antara manajer
dan karyawan
·
Pengembangan produk baru
Kunci Pelaksanaan Kaizen
Secara garis besar ada delapan kunci utama
pelaksanaan just in time atau kaizen dalam kegiatan industri yaitu :
1. Menghasilkan produk sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada
permintaan pelanggan
Sistem kaizen bisanya menghasilkan produksi
sesuai dengan pesanan pelanggan dengan sistem produksi tarik (pull system) yang
dibantu dengan menggunakan kartu kanban.
2. Memproduksi dalam jumlah kecil (small lot size)
Ciri khas lain adalah memproduksi dalam jumlah
kecil sesuai dengan permintaan pelanggan akan menghemat biaya dan sumber daya
selain menghilangkan persedian barang dalam proses yang merupakan sejenis
pemborosan yang dapat dihindari dengan menggunakan penjadwalan proses produksi
selain itu juga menggunakan pola produksi campur merata (Heijunka) yang
dimaksud heijunka adalah memproduksi bermacam-macam dalam satu lini produksi.
3. Menghilangkan pemborosan
Untuk menghindari pemborosan pada persediaan,
pembelian dan penjadwalan dengan menggunakan sistem kartu kanban yang mendukung
sistem produksi tarik, selain menghasilkan produksi dengan baik sejak awal
yaitu pantang menerima, pantang memproses dan pantang menyerahkan produk cacat
dengan bekerjasama dengan pemasok dengan persediaan yaitu mengurangi jumlah
barang yang dating, menghilangkan persediaan penyangga, mengurangi biaya
pembelian, memperbaiki penanganan bahan baku, tercapainy persediaan dalam
jumlah kecil dan mendapatkan pemasok yang dapat dipercaya.
4. Memperbaiki aliran produksi
Penataan produksi dilakukan dengan berpedoman
pada lima disiplin di tempat kerja yaitu 5-S yang antara lain :
• Seiri atau pemilahan yaitu disiplin ditempat kerja dengan cara
melakukan pemisahan berbgai alat atau komponen ditempat masing-masing sehingga
untuk mencarinya nanti bila diperlukan akan lebih mudah.
• Seiton atau penataan yaitu disiplin ditempat kerja dengan melakukan penyimpanan fungsional dan membuang waktu untuk mencari barang. Seiso atau pembersihan yaitu disiplin ditempt kerja dengan melakukan pembersihan sebagai pemeriksaan dan tingkat kebersihan.
• Seiketsu atau pemantapan/perawatan yaitu manajemen visual dan pemantpn 5-S seperti pemberian tanda, pengumuman, label, pengaturan kabel, kode, dsb.
• Shitsuke atau pembiasaan yaitu pembentukan kebiasaan dan tempat kerja yang berdisiplin.
• Seiton atau penataan yaitu disiplin ditempat kerja dengan melakukan penyimpanan fungsional dan membuang waktu untuk mencari barang. Seiso atau pembersihan yaitu disiplin ditempt kerja dengan melakukan pembersihan sebagai pemeriksaan dan tingkat kebersihan.
• Seiketsu atau pemantapan/perawatan yaitu manajemen visual dan pemantpn 5-S seperti pemberian tanda, pengumuman, label, pengaturan kabel, kode, dsb.
• Shitsuke atau pembiasaan yaitu pembentukan kebiasaan dan tempat kerja yang berdisiplin.
5. Menyempurnakan kualitas produk
Salah satunya untuk menyempurnakan kualitas
produk dengn melihat prinsip mnajemen yaitu memelihara pengendalian proses dan
membuat semua orang bertanggungjawab terhadap tercapainya mutu, meningkatkan
pndangan manajemen terhadap mutu, terpenuhinya pengendalian mutu produk dengn
tegas, memberikan wewenang kepada karyawn untuk mengadkan pengendlin mutu
produk, menghendaki koreksi terhadap cacat produk oleh karyawan, tercapainya
inpeksi 100 % terhadap mutu produk dan tercpai komitmen terhadap pengedlin mutu
jangka panjang.
6. Orang-orang yang tanggap
Penerapan Sistem Kaizen ini tidak lagi menggunakan
pilar keuangan, pemasaran, SDM, tapi menggunakan lintas fungsi atau lintas
disiplin sehingga seluruh karyawan harus menguasai seluruh bidang dalm
perusahan sesuai dengan jenjang dan kedudukannya dan kesalahan dalam proses
selalu ditandai dengan menyalanya lampu andon dan proses dihentikan dan seluruh
karyawan terfokus pada perbaikan yang terkenal dengan istilh jidoka yaitu semua
karyawn bertanggungjawab terhadap tercapaianya produk yang baik dan mencegah
terjadinya kesalahan.
7. Menghilangkan ketidakpastian
Untuk menghilangkan ketidakpastian dengan
pemasok dengan cara menjalin hubungan abadi dan memilki satu pemasok yang
lokasinya berdekatan dengan perusahaan yang masih kerabat dengan pemilik
perusahaan, sedang dalam proses produksi dengan cara menerapkan system produksi
tarik dengan bantuan kartu kanban dan produksi campur merata (Heijunka)
8. Penekanan pada pemeliharaan jangka panjang
Karakteristik pemeliharaan dengan berpegang
pada kontrak jangka panjang, memperbaiki mutu, fleksibilitas dlm mengadakan
pesnan barang, pemesanan dlam jumlah kecil yang dilakukan berkali-kali,
mengadkan perbaikn secara terus menerus dan berkesinambungan.
Istilah lain yang bertujuan mengimbangi system
kaizen ini adalah reengineering yaitu
mengadakan perombakan proses bisnis secara total sampai keakar-akarnya dan
system ini diciptakan Amerika untuk mengejar ketinggalannya dari Jepang yang
pernah dibantu ekonominya, baru kalau perombakan ini telah dilakukan maka
pemeliharaan dan peningkatan secara terus menerus dan berkesinambungan dapat
dilaksanakan. Bisa juga menerapkan konsep benchmarking yaitu cara untuk mengadakan perbaikan dengan meniru
praktek bisnis terbaik dikelasnya, baik untuk produksi, jasa maupun proses dan
sistemnya.
Dampak
positif Kaizen :
1. Setiap orang akan mampu menemukan
masalah dengan cepat.
2. Setiap orang akam memberikan
perhatian dan penekanan pada tahap perencanaan.
3. Mendukung cara berfikir yang
berorientasi proses.
4. Setiap orang berkonsentrasi pada masalah-masalah
yang lebih penting dan memdesak untuk diselesaikan.
5. Setiap orang akan berpartisipasi
dalam membangun sistem yang baru.
Negara Jepang itu secara geografis adalah
negara yang sangat minim sumber daya alam. Jepang mempunyai area yang sangat
terbatas. Daratannya, 80% berupa pegunungan dan tidak cukup untuk meningkatkan
pertanian dan peternakan. Namun hal ini tidak menyurutkan mental dan tekad
bangsa tersebut untuk maju dan bersaing untuk membuktikan bahwa negaranya layak
menjadi lebih unggul daripada negara lain di dunia.
Karakteristik bangsa Jepang yang utama
adalah sikap dan mentalitas pekerja keras. Bagi mereka hidup adalah bekerja.
Orang - orang Jepang sangat disiplin dan menaruh penghargaan yang sangat tinggi
terhadap waktu. Orang Jepang sudah biasa bekerja 14 - 18 jam sehari, 94 - 126
jam seminggu. Selain itu membaca adalah kesukaan orang Jepang, jika kita
melihat disepanjang jalan dan sudut kota di Jepang setiap orang sibuk dan asyik
tenggelam dengan bacaannya dan sangat suka belajar. Bagi mereka tiada
waktu selain bekerja dan belajar.
Jepang laksana suatu negara “industri terapung”
yang besar sekali, mengimpor bahan baku dari semua negara di dunia dan
mengekspor barang jadinya. Saat ini Jepang menjadi raksasa ekonomi nomor
dua di dunia. Industri mobil Jepang bisa dikatakan telah merajai sebagian pasar
jenis mobil sedan seperi merk Honda, Toyota, Mazda dan Suzuki, belum lagi
produk Jepang lainnya berupa peralatan elektronik seperti kita mengenal
merk Sharp, Sony, Sanyo, Toshiba, Canon, dan sebagainya, serta produk kreatif
dan inovatif lainnya seperti robot yang bisa membantu pekerjaan rumah
tangga, kacamata yang bisa melacak benda yang hilang, kereta listrik
kecepatan super cepat JR-Maglev.
Salah satu kereta api tercepat dunia dengan
kecepatan resmi, 581 km/jam (2003, Guiness World Record). Kereta api super
cepat Jepang ini tidak berjalan pada relnya, tapi melayang, diatas relnya
setinggi 10 cm. Salah satu rahasia sukses terbesar bangsa Jepang
adalah Kaizen.
Kaizen
(baca: kai-seng). Kai = merubah dan Zen = lebih baik. Pengertian Kaizen adalah
peningkatan terus menerus / berkesinambungan (continous improvement) atau usaha
perbaikan berkelanjutan untuk menjadi lebih baik dari kondisi sekarang. Konsep
yang lahir di Jepang yang bermula karena pengalaman orang-orang Jepang
belajar pada perusahaan-perusahaan di Amerika yang setelah beberapa puluh
tahun kemudian ternyata perusahaan Amerika tidak pernah melakukan perubahan
atau pengembangan bagaimana perusahaan tersebut bekerja tetapi tetap persis
sama dengan ketika berpuluh tahun yang lalu mereka ke sana pertama kali.
Bangsa Jepang yang telah membuktikan bahwa Kaizen mampu
membangun kembali keterpurukan akibat kekalahan dalam Perang Dunia II. Jepang
mampu membudayakan proses Kaizen, membuat segalanya semakin sempurna, menciptakan
produk-produk industri unggulan, sehingga Jepang mampu membangun the whole of industry and
business. Kekuatan baru ekonomi dan industri pasca PD II. Jepang
menjadi bangsa yang sangat diperhitungkan dalam percaturan dunia karena
peradaban yang sangat maju melalui penguasaan teknologi dan bidang perdagangan
dunia. Kaizen
dipopulerkan oleh Masaaki Imai (1986) melalui bukunya Gemba Kaizen.
Kaizen sebenarnya merupakan sebuah konsep atau mindset, agar
orang selalu berpikir dan berusaha membuat lebih baik dari yang sudah ada,
dengan melakukan pengamatan di tempat kerja atau Gemba. Kaizen dibagi
menjadi 3 segmen, tergantung kebutuhan masing-masing perusahaan, yaitu:
1. Kaizen yang berorientasi pada
Manajemen, memusatkan perhatiannya pada masalah logistik dan strategis yang
terpenting dan memberikan momentum untuk mengejar kemajuan dan moral.
2. Kaizen yang berorientasi pada Kelompok,
dilaksanakan oleh gugus kendali mutu, kelompok Jinshu Kansi/manajemen sukarela
menggunakan alat statistik untuk memecahkan masalah, menganalisa, melaksanakan
dan menetapkan standar/prosedur baru.
3. Kaizen yang berorientasi pada Individu,
dimanifestasikan dalam bentuk saran, dimana seseorang harus bekerja lebih
pintar bila tidak mau bekerja keras.Sasaran utama dari Kaizen adalah
menghilangkan pemborosan yang tidak memberikan nilai tambah produk/jasa dari
perspektif konsumen. Pemborosan-pemborosan itu perlu dieliminir karena
menimbulkan biaya-biaya yang menyebabkan berkurangnya profit.
Disamping itu konsumen tidak mau menanggung
biaya-biaya yang tidak perlu tersebut.Kaizen dilakukan dengan melibatkan
semua orang, mulai dari manajer sampai karyawan/karyawati pada level bawah,
mengandalkan pengamatan di tempat kerja, dilakukan dengan biaya yang cukup
murah, dan berhasil meningkatkan keunggulan bersaing produk di bidang mutu dan
harga.
Selain itu, juga menanamkan mindset untuk
selalu berpikir ke arah yang lebih baik, untuk selalu belajar dan memperbaiki
diri. Kaizen
berarti peningkatan dalam keahlian. Maksudnya kaizen itu erat sekali
hubungannya dengan kesadaran akan pencarian masalah, kreativitas dan penciptaan
ide, serta implementasinya. Kaizen berarti “Menyelesaikan Masalah”. Entah itu
masalah yang ditemukan karena situasi, masalah yang digali, atau masalah yang
diciptakan dengan sengaja. Tidak memiliki masalah juga berarti masalah itu
sendiri. Bisa terjadi karena masalah tersebut tidak disadari, tidak bisa
diramalkan, atau karena anggapan kalau dunia itu seperti mereka apa adanya (The frog inside the cage).
Point penting dalam proses penerapan Kaizen yaitu
Konsep 3M (Muda,
Mura,
dan Muri).
Konsep ini dibentuk untuk mengurangi kelelahan, meningkatkan mutu,
mempersingkat waktu dan mengurangi atau efsiensi biaya. Dalam istilah Jepang, Muda diartikan
sebagai mengurangi pemborosan, Mura diartikan sebagai mengurangi
perbedaan dan Muri diartikan sebagai mengurangi ketegangan
Unsur-unsur Kaizen sendiri terangkum dalam paying Kaizen (Kaizen
umbrella), yang terdiri atas :
1. Fokus pada pelanggan
2. Pengendalian kualitas terpadu (Total Quality Control)
3. Robotik
4. Gugus kendali mutu
5. Sistem saran
6. Otomatisasi
7. Disiplin di tempat kerja
8. Pemeliharaan produktivitas terpadu (Total Productive
Maintenance)
9. Kanban
10. Penyempurnaan kualitas
11. Tepat waktu (just in time)
12. Tanpa cacat (zero defect)
13. Aktivitas kelompok kecil
14. Hubungan kerjasama karyawan-manajemen
15. Pengembangan produk baru
Dalam Kaizen, manajemen puncak memegang
peranan dan tanggung jawab untuk melakukan beberapa hal berikut :
1. Mengintroduksi Kaizen sebagai strategi perusahaan
2.Memberikan dukungan dan pengarahan untuk Kaizen dengan mengalokasikan
sumber daya
3. Menetapkan kebijakan Kaizen dan sasaran fungsional silang
4. Merealisasikan sasaran Kaizen melalui penyebarluasan kebijakan dan
audit
5. Membuat sistem, prosedur, dan struktur yang membantu Kaizen
Peranan manajemen madya dan staf adalah terlibat dan bertanggung jawab
untuk :
1.Menyebarluaskan dan mengimplementasikan sasaran Kaizen sesuai
pengarahan manajemen puncak melalui penyebarluasan kebijakan dan manajemen
fungsional silang
2.Mempergunakan Kaizen dalam kapabilitas fungsional
3.menetapkan, memelihara, dan meningkatkan standar
4.Mengusahakan agar karyawan sadar Kaizen melalui program latihan intensif
5.Membantu karyawan memperoleh ketrampilan dan alat pemecah masalah
Penyelia (supervisor) mempunyai peran bertanggung jawab dalam :
1.Mempergunakan Kaizen dalam peranan fungsional
2.Memformulasikan rencana untuk Kaizen dan memberikan bimbingan kepada
karyawan
3.Menyempurnakan komunikasi dengan karyawan dan mempertahankan moral
tinggi
4.Mendukung aktivitas kelompok kecil (seperti gugus mutu) dan system
saran individual
5.Mengintroduksi disiplin di tempat kerja
6.Memberikan saran Kaizen
Setiap karyawan memiliki tanggung jawab untuk :
1.Melibatkan diri dalam Kaizen melalui sistem saran dan aktivitas kelompok kecil
2.Mempraktikkan disiplin di tempat kerja
3.Melibatkan diri dalam pengembangan diri yang terus menerus supaya
menjadi pemecah masalah yang lebih baik
4.Meningkatkan ketrampilan dan keahlian kinerja pekerjaan dengan
pendidikan silang
5R Kaizen : Perbaikan Lingkungan Kerja dan
Produktivitas Karyawan
Kaizen berasal dari bahasa Jepang "kai" yang artinya "perubahan" atau "perbaikan" dan "zen" yang artinya : "baik". Kaizen merupakan sistem pengambangan produktivitas, kualitas, teknologi, proses produksi, budaya kerja, keamanan kerja, dan kepemimpinan yang dilakukan terus menerus. Dengan 5R Kaizen, maka pekerja akan lebih nyaman, lebih efisien, lebih produktif, dan lebih sejahtera.
Kaizen berasal dari bahasa Jepang "kai" yang artinya "perubahan" atau "perbaikan" dan "zen" yang artinya : "baik". Kaizen merupakan sistem pengambangan produktivitas, kualitas, teknologi, proses produksi, budaya kerja, keamanan kerja, dan kepemimpinan yang dilakukan terus menerus. Dengan 5R Kaizen, maka pekerja akan lebih nyaman, lebih efisien, lebih produktif, dan lebih sejahtera.
Salah
satu metode perubahan dan perbaikan yang dilakukan banyak perusahaan adalah
menerapkan 5S / 5R.
5S
/ 5R adalah cara untuk meningkatkan produktivitas dengan melakukan kegiatan
menata tempat kerja. Karena lingkungan kerja yang nyaman, dan teratur, dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang tinggi di perusahaan.
Di
Jepang, cara ini sudah menjadi budaya kerja dan dikenal dengan 5S, sedangkan di
Indonesia disebut 5R, yaitu :
1. Seiri. = Ringkas
2. Seiton. = Rapi
3. Seiso. = Resik
4. Seiketsu = Rawat
5. Shitsuke = Rajin
5S
/ 5R diatas merupakan urutan dalam menata tempat kerja, yang merupakan tanggung
jawab semua pekerja, mulai dari CEO sampai Cleaning Service. Setiap pekerja
bertanggung jawab melakukan penataan tempat kerja kearah yang lebih baik, dan
ini harus menjadi budaya perusahaan.
Seiri
/ Ringkas : Membuang barang barang yang tidak diperlukan, dan menyimpang barang
yang diperlukan dengan cara tertentu agar mudah diakses ketika dibutuhkan.
Langkah langkah Ringkas :
Langkah langkah Ringkas :
1. Cek
barang di area kerja masing masing
2. Tentukan
kategori barang yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan
3. Beri
label merah utk barang yang tidak dibutuhkan.
4. Siapkan
tempat untuk membuang barang barang yang tidak dibutuhkan
5. Secara
berkala, buanglah barang barang berlabel merah ke tempat yang telah disiapkan
Seiton / Rapi : menyimpan barang sesuai
dengan tempatnya. Kerapian adalah seberapa cepat kita menyimpan barang, dan
seberapa cepat kita mengambilnya kembali ketika dibutuhkan.
Langkah-langkah
Rapi :
1.
Rancang metode penempatan barang yang diperlukan, sehingga mudah didapatkan
kembali saat dibutuhkan
2.
Tempatkan barang-barang yang diperlukan ke tempat yang telah dirancang dan
disediakan.
3. Beri label / identifikasi untuk mempermudah penggunaan maupun pengembalian ke tempat semula
3. Beri label / identifikasi untuk mempermudah penggunaan maupun pengembalian ke tempat semula
Seiso / Resik : membersihkan tempat
kerja/lingkungan kerja, mesin/peralatan, dan barang-barang agar tidak terdapat
debu dan kotoran. Kebersihan harus dilaksanakan dan dibiasakan oleh tiap
karyawan.
Langkah-langkah
Resik :
1.
Sediakan sarana kebersihan
2.
Pembersihan tempat kerja secara berkala.
3.
Peremajaan tempat kerja.
4.
Pelestarian Resik
Seiketsu / Rawat : mempertahankan hasil
yang telah dicapai pada 3R sebelumnya dengan menstandarisasikannya.
Langkah
Rawat :
1.
Tetapkan standar kebersihan, penempatan, dan penataan
2.
Komunikasikan ke setiap karyawan yang sedang bekerja di tempat kerja
Shitsuke / Rajin : terciptanya kebiasaan
pribadi karyawan untuk menjaga dan meningkatkan apa yang sudah dicapai. Rajin
di tempat kerja berarti pengembangan kebiasaan positif di tempat kerja.
Langkah
langkah melakukan Rajin :
1.
Tentukan Target bersama
2.
Teladan atasan
3.
Komunikasi di lingkungan kerja
4.
Kesempatan belajar
Manfaat
5S / 5R :
1.
Lingkungan kerja lebih nyaman, aman, dan bekerja lebih cepat
2.
Peningkatan produksi, tanpa menambah area kerja
3.
Produktivitas SDM meningkat
4.
Penghematan yang diperoleh dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan
pekerja